Aisyah dan Rembulan di Langit Senja

Desa Kaliputih bagai secarik surga yang terselip di antara perbukitan hijau. Udara di sini selalu beraroma campuran embun pagi dan wangi melati yang tumbuh liar di pagar-pagar rumah. Di ujung desa, sebuah rumah kayu sederhana berdiri dengan kesahajaannya. Di teras rumah itulah, Aisyah sering duduk di senja hari, matanya yang teduh memandang langit yang berubah warna dari jingga menjadi lembayung.

Tiga tahun lalu, rumah ini masih dipenuhi tawa. Suaminya, Farid, adalah seorang guru mengaji yang dihormati. Suaranya yang merdu mengaji selalu menjadi latar indah bagi Maryam, putri mereka yang saat itu masih balita. Namun, takdir berkata lain. Sebuah kecelakaan di jalan menuju kota merenggut Farid, meninggalkan Aisyah dan Maryam yang baru berusia dua tahun.

Lanjutkan membaca dengan membeli e-novelnya.