Jejak Senyum di Jalan Dakwah

Langit senja mulai menyapu Kota Malang, mengecat langit dengan jingga dan ungu. Di sudut sebuah masjid kecil di kawasan perumahan, seorang pemuda duduk termenung. Wajahnya tampan, sorot matanya dalam, tetapi kerutnya di dahinya menandakan kegelisahan yang mendalam. Dia adalah Firdaus, seorang pemuda yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di sebuah pesantren modern.

Di tangannya, tergeletak selembar kertas berita tentang sebuah aksi 'sweeping' tempat maksiat yang berujung ricuh oleh sekelompok pemuda yang mengatasnamakan dakwah. Jiwanya merasa tidak nyaman. Ia ingat betul pesan gurunya, "Dakwah itu menarik orang kepada Allah, bukan mengusir mereka dengan ketakutan." Tapi, di sekelilingnya, ia melihat banyak sekali cara dakwah yang justru dipenuhi dengan bentakan, hujatan, dan kemarahan. Ia bertanya pada hatinya, "Inikah cara yang diajarkan Rasulullah? Menebar Islam dengan cemberut?" Baca selanjutnya silahkan order