Langit Kecil Anak Filsafat

Kafe itu selalu menjadi pengungsinya. Asap rokok dan aroma kopi pahit adalah dupa dalam kuil kecilnya. Di sana, Arka, mahasiswa filsafat semester akhir, merasa dewa. Akalnya adalah altar tempat ia menyembah keraguan. Agama, dia, hanyalah produk budaya, candu bagi massa yang tak sanggup menghadapi absurditas hidup.

 “Tuhan adalah proyeksi dari ketakutan manusia akan keterbatasan,” gumannya, matanya menatap kosong ke luar jendela. Tesisnya tentang “Kematian Metafisika dalam Pemikiran Postmodern” hampir rampung, sebuah karya yang ia yakini akan mengukuhkan dirinya sebagai pemikir bebas. Baca selanjutnya silahkan di order