Bacaan bermanfaat, penuh nilai Islami - Ebook dan e-Novel yang bukan sekadar cerita, tapi juga cahaya

Saat Lisan Menjadi Amanah
Saat Lisan Menjadi Amanah
Rp60000.00Rp25000.00
Dalam diamnya malam, sebelum kata-kata ditulis, ada sebuah medan perang sunyi. Di sanalah Aisyah Lestari berdiri, seorang prajurit yang senjatanya adalah pena, dan tamengnya adalah keimanan. Setiap huruf yang ia torehkan adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Bukan hanya tentang benar dan salah, tetapi tentang siapa yang mungkin tersakiti, dan jiwa mana yang mungkin terselamatkan oleh sebuah kalimat. Ini adalah perjalanannya, di dunia yang seringkali mengagungkan sensasi di atas kebenaran, dan klik di atas kepedulian.
Redaksi Harian "Nyalakan" bergemuruh seperti biasa. Bunyi derit keyboard, telepon yang tak henti berdering, dan suara editor yang meminta artikel mendekati deadline menjadi simfoni keseharian Aisyah. Di mejanya, terpampang sticky note kuning dengan tulisan kaligrafi yang selalu ia bawa ke mana pun: "Wa qul li 'ibādī yaqūlū allatī hiya ahsan." (Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang terbaik). - (QS. Al-Isra': 53).
"Ais, kamu dapat kasus ini," kata Fariz, sang redaktur pelaksana, melemparkan sebuah berkas ke meja Aisyah. "Korupsi dana bansos di Kelurahan Cempaka. Sudah ada sumber dalam, seorang whistleblower. Besok harus jadi headline."
Aisyah membuka berkas itu. Data-data akurat, nama-nama pejabat, dan bukti transfer yang meragukan. Namun, matanya tertuju pada satu nama: Pak Surya, ketua RW setempat yang disebut-sebut sebagai 'kunci' yang mengetahui segalanya. Ia bukan tersangka, tapi saksi kunci.
Baca selanjutnya silahkan di order
